Swasembada Pangan di Lampura Terancam, 5 Hektar Padi Gagal Panen

oleh

LAMPUNG UTARA, – Program Swasembada pangan di Lampung Utara nampaknya tidak dapat berlangsung dengan baik, akibat tidak maksimalnya hasil panen padi di wilayah Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara.

Sejumlah petani padi darat, Wonogiri 2 Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan, mengalami gagal Panen. Hal itu diduga karena wabah hama walang sangit. Dimungkinkan pula akibat cuaca panas tinggi dan hujan yang tidak kunjung turun.

Triono, salah satu petani padi mengatakan, biasanya dalam 1/2 Hekatar padi Darat bisa menghasilkan Gabah sebanyak 50 karung, karena cuaca dan hama ini hanya bisa menghasilkan 16 karung saja, jauh dari hasil biasanya.

“Banyak sekali berkurangnya ini, separohnya aja enggak hasil panen ini,” keluh Triono.

Padi yang dipastikan tidak berisi/gagal lanjutnya, itu ditandai dengan menghitamnya pucuk daun dan tidak berisi butiran beras Padinya.

“Sudah dipastikan kita rugi. Apalagi sebulan terakhir kemarin hujan nggak turun-turun,” pungkasnya.

Sementara itu Herwanto Ketua Gapoktan wilayah setempat menjelaskan, banyak petani Padi Darat yang gagal panen di daerahnya.
Dimana diketahui, untuk bibit padi itu biasanya di beli petani dengan harga Rp.250 Ribu per kg yang dipergunakan untuk lahan 1/4 Hektar.

Sementara untuk 1 hektarnya membutuhkan modal Rp 1 Juta hanya untuk bibit padinya saja di luar pupuk.

Sementara di sini ada lahan 1/4 hektar yang tidak bisa dipanen sama sekali.

“Belum modal bibit, Pupuk, tenaga pekerja yang menanam padinya, itu artinya kita merugi. Yang biasanya 1 hektar dapat 120 karung ini hanya 50 karung itu pun gabahnya belum kering masih basah,” ucap dia.

Karena banyak Masyarakat yang gagal panen tambahnya, ada diantarnya beralih merombak lahannya menjadi tanaman Jagung.

Sebelumnya saat Padi akan ke luar buah itu tidak turun hujan sama sekali, dan setelah turun hujan Hama yang datang.

Kurang lebihnya di daerah ini ada 5 hektar Padi Darat petani. Untuk mengantisipasinya Petani sendiri sudah melakukan penyemprotan menggunakan obat Hama, namun tetap saja Petani gagal panen.
Selain kendala Hama, Para Petani di daerah ini juga mengeluhkan rusaknya jalan sebagai sarana utama untuk mengangkut hasil bumi ke luar.

“Kita harapkan suara hati kita ini bisa di dengar oleh Pemerintah Daerah.
Selain mereka bisa memberikan solusi untuk kita, mereka juga bisa memperbaiki Jalan yang ada di daerah kita ini. Sebagai salah satu Penunjang roda perekonomian Masyarakat, karena di daerah ini mayoritas Petani Masyarakat nya,” pungkasnya.

Jangan lupa Follow IG Inspiratif.co.id Official : @inspiratif.co.id_official dan ikuti laman Facebook Media Inspiratif.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *