Darurat Pencemaran Sampah Di Teluk Semangka Dari Perumahan Kota Agung, Pemkab Tutup Mata, Tidak Ada Program.

oleh

 

Tanggamus — Kota Agung, Tanggamus darurat sampah tidaklah berlebihan persepsi yang berkembang dalam sudut pandang masyarakat ini, pasalnya, secara kasat mata penyuplai terbesar pencemaran lingkungan persampahan berbahaya masuk kekawasan laut Teluk Semangka berasal dari sampah perumahan masyarakat Kota Agung, yang sudah terbiasa membuang sampah rumah tangga kedalam selokan atau sungai yang bermuara ke laut Teluk Semangka.

Fenomena ini bukanlah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak mengetahuinya, mereka mengetahuinya namun para pejabat atau instansi terkait seperti menutup mata, tidak perduli terhadap lingkungan yang padahal salah satu penyuplai oksigen dunia adalah Kabupaten ini.

Lontaran obrolan miring terhadap masalah sampah di seputaran pantai laut Teluk Semangka tersebut sudah menjadi koonsumsi rakyat kecil, bukan lagi obrolan pejabat penyandang gelar ataupun oleh para ahli lingkungan yang tutup mata.

Seperti yang disebutkan oleh seorang nenek yah yang lusuh warga perkampungan Kapuran Pasar Madang Kota Agung, dengan gamblang beliau mengharapkan kepedulian dari Pemkab untuk membina masyarakat Kota Agung dan sekitar agar tidak membiasakan diri membuang sampah dalam got, parit ataupun sungai yang bermuara ke laut Teluk Semangka.

“Tuh liat aja kalo ujan begini, sampah penuh datang dari arah perumahan Kota Agung, yang dibawa air banjir kali bego kapuran ini yang bermuara ke laut. Sampah penuh masuk kelaut, ada juga yang mengendap disungai ini jadi penyebab banjir. Pemerintah seperti tidak perduli, seharusnya kasih tahulah warga melalui Lurah, kepala Pekon, Ketua RT atau organisasi masyarakat secara kontinyu dan dibina jangan membuang sampah ke saluran air,” katanya, Minggu (02/11/2025).

Awen warga Kota Agung lainnya menambahkan, masalah sampah rumah tangga yang dibiarkan dibuang didalam parit, got, selokan ataupun ke sungai ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kota Agung. Namun kebiasaan buruk sudah mengakar dalam diri warga karena tidak ada kepekaan terhadap lingkungan.

“Nah seharusnya peran Pemerintah Daerah lah untuk menumbuhkan kepekaan tersebut melalui program pembinaan berkesinambungan, jangan juga pemerintah berdiam diri, duduk manis dibalik meja. Kan mereka pasti tahulah kalau pas hujan deras, jalan protokol utama dan jalan nasional Kota Agung ini penuh sampah dari limpahan air selokan dan drainase jalan yang banjir,” imbuhnya

Sementara itu, Forum Kelompok Pemuda Peduli Lingkungan (FKPPL) Kabupaten Tanggamus sangat menyayangkan tidak adanya program nyata berkesinambungan secara pembinaan dari Pemkab Tanggamus dalam hal penanganan sampah rumah tangga ini, yang ada hanya program seremoni ataupun hanya mengambil proyek pusat yang akhirnya gagal.(TPP).

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *