Tanggamus — Karena curah hujan tinggi sejak pagi harinya Rabu (03/12/2025) berakibat talud sungai Way Tuba yang dibangun kisaran tahun 2001 jebol dan terjangan air mennghantam dan membanjiri perumahan warga pedukuhan Kapuran.
Sehingga dari pristiwa ini sekitar 7 Rukun Tetangga (RT) Kelurahan Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus terdampak banjir, yakni kawasan Kapuran RT 10, RT 14, RT 16, untuk wilayah Pantai Laut RT 08 dan RT 09, RT 17 Lebak Jaya.
Dari keterangan warga terdampak banjir, air naik sangat cepat setinggi 40–80 sentimeter, merendam rumah, menutup akses jalan, dan merusak barang-barang penting milik warga. Banyak keluarga hanya bisa menonton rumah mereka terisi air tanpa pertolongan cepat dari pihak manapun.
Adapun penyebab utama banjir ini menurut Roni warga yang juga tokoh pemuda setempat, penyebabnya bukanlah hujan deras karena sebelumnya sudah biasa hujan seperti itu. Penyebabnya melainkan talud penahan air sungai Way Tuba yang berlokasi di RT 17 yang dibangun kisaran tahun 2001 lalu kondisinya memang sudah rapuh retak dan rusak parah. Sehingga tidak mampu lagi menahan volume air sungai yang semakin besar akibat intensitas curah hujan tinggi saat itu, maka Roni dengan tegas menyatakan kemarahannya.
“Talud itu sudah lama rusak, kami sudah lapor, tapi tidak ada tindakan, hujan ini tidak besar, tapi banjirnya parah. Kalau nanti hujan lebat, bagaimana nasib masyarakat sini, Jangan tunggu ada korban dulu baru bergerak,” ujarnya.
Sunari warga Kapuran lainnya, membenarkan kondisi tersebut menurutnya banjir ini murni karena talud jebol.
“Kami di Kapuran kena semua, Pemerintah harus segera perbaiki. Kalau tidak, banjir pasti datang lagi,” tuturnya penuh harap.
Sunari mengharapkan segera ada pembangunan rehabilitasi talud Way Tuba dan juga normalisasi sungai tersebut sehingga kedepan tidak terjadi lagi peristiwa serupa.
“Kami berharap Pemda segera turun tangan membangun talud kali Way Tuba tersebut kemudian mengeruk dasar sungai agar kembali normal. Jangan menunggu lagi karena kalau ada hujan susulan yg lebih besar bagaimana nasib kami,” terangnya.
Diketahui, banjir kali ini termasuk terbesar tahun ini, warga saat itu berjibaku ketika air mulai masuk ke rumah rumah, warga hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Anak-anak dan lansia dievakuasi lebih dulu, sementara pemuda setempat mengamankan motor dan perabotan rumah tangga dari terjangan banjir.
Sampai berita ini diturunkan belum ada penanganan cepat, tidak ada tindakan nyata dari Instansi terkait ataupun Pemerintah daerah setempat.(WnTPP).

